Nice to know you, git..hari ini aku dan andry bertemu dengan Anggit. Tidak begitu melenceng dari dugaan, she's so natural. Maybe that's what i like about her. Sebelumnya aku menjalani rutinitas membosankan dari kuliahku. Oh, mengapa..ternyata jiwaku sungguh bebas, tak dapat dikaitkan pada angka-angka yang nantinya akan menjadikan manusia 'hidup' sebagai deretan bar code. Jadi jujur aku tidak tahu apakah aku akan terus menjalaninya...
Di tengah pelajaran makroeconomics aku menulis ini,
"Pria itu mati. Setelah beberapa menit ia tusukkan linggis pada sendi yang tersembunyi di balik kulit. Tidak ada daging yang menggumpal, dan darah tentu tak henti mengucur. Pria itu mati karena ngeri, terhadap inginnya sendiri. Betapa gundahnya ia saat menyadari, bahwa perih dan nyeri itu nikmat. Tapi ia hanya dapat sedikit menyesapnya, sebelum ia pada akhinya mati. Ya, pria itu mati, karena ngerinya sendiri terhadap kenikmatan itu, bukan karena habis darah."
"Kau mencolok mataku dengan benda tajam, membuatku buta dan berdarah karna cinta"
Tidak berawal pun tidak berujung. Mungkin ini yang dicela Hemingway, tapi sungguh menurutku semua yang diceritakan ulang kepada orang lain, tidak perlu baut dan rangka yang jelas dalam setiap lembar cerita. Biarkan saja semua mengalir begitu deras dalam ketidakpastian dan tentu dalam kealamian.
1 comment:
Hey Mbak 'Ti :) Piye kabare?Dirikuh sdg agak sibuk dengan tugas dan mid test.
Iya..seneng bgt rasanya kalo bisa bikin org lain seneng.Apalagi kalo orang2 itu adalah orang2 yang peduli sama diri kita.Feels so great just to make them smile..
Post a Comment